Jumat, 15 April 2016

Gaya Kepemimpinan dalam Keperawatan


I. Pengertian

Gaya didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri dari ahli dengan hasil akhir yang dicapai tanpa     menimbulkan isu sampingan. (Foller, 1940).
Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang  dimiliki seseorang sehingga orang tersebut   mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya  (Ordway Tead). Sedangkan menurut Gillies (1970) gaya kepemimpinan dapat didentifikasikan berdasarkan perilaku itu sendiri.

Jadi dapat disimpulkan Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan (S. Suarli dan Yanyan Bahtiar, 2006: 24).

Dasar yang dipakai untuk menentukan gaya kepemimpinan:
1.      Tugas yang harus dilakukan oleh pemimpin
2.      Kewajiban pemimpin
3.      Falsafah yang dianut pemimpin

II. Macam Gaya Kepemimpinan

Menurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi antara lain:

1. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt
    Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik ekstrim yaitu
    kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut  
    dipengaruhi oleh faktor manajer, factor karyawan dan factor situasi. Jika pemimpin memandang bahwa
    kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding kepentingan pribadi maka pemimpin akan lebih
    otoriter, akan tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan mengunginkan partisipasi,
    maka pemimpin dapat menerapkan gaya partisipasinya.

2.  Gaya Kepemimpinan Menurut Likert
     Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu:
     a.   Sistem Otoriter-Eksploitatif
           Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya,       
           memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke
           bawah (top-down).

      b.  Sistem Benevolent-Authoritative
           Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman
           atau hukuman tetapi tidak selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan
           ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan masih
           melakukan pengawasan yang ketat.

      c.  Sistem Konsultatif
           Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar. Pemimpin 
           menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang
           menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan 
           spesifik yang dibuat oleh bawahan.

      d.  Sistem Partisipatif
           Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, memnggunakan insentif  
           ekonomi untuk  memotivasi bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai 
           kelompok kerja.

3.   Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Y
   Dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human Side Enterprise (1960), dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kutub utama, yaitu sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekaryaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya Teori Y mengasumsikan bahwa, bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif. 
Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat macam yaitu:
      a. Gaya Kepemimpinan Diktator
          Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan ancaman
          dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan Teori X.
      b. Gaya Kepemimpinan Autokratis
          Pada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun bobotnya
          agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah
          dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari Teori X.
      c. Gaya Kepemimpinan Demokratis
          Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan dengan 
          musyawarah. Gaya ini pada  dasarnya sesuai dengan Teori Y.
      d. Gaya Kepemimpinan Santai
          Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan pada bawahannya 
          (Azwar dalam Nursalam, 2008: 64)

4.    Gaya Kepemimpinan Menurut Robbet House
       Berdasarkan Teori Motivasi pengharapan, Robert House dalam Nursalam (2002) mengemukakan 
       empat gaya kepemimpinan yaitu:
       a.   Direktif
             Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan suatu tugas. Gaya ini 
             mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.
        b.  Suportif
             Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan.
        c.  Parsitipatif
             Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka 
             pengambilan sebuah keputusan.
        d.  Berorientasi Tujuan
             Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk 
             mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin (Sujak dalam Nursalam, 1990)

5.    Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard
       Ciri-ciri kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997) meliputi:
       a.  Instruksi
  • Tinggi tugas dan rendah hubungan
  • Komunikasi sejarah
  • Pengambilan berada pada pemimpin dan peran bawahan sangat minimal
  • Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik serta mengawasi dengan ketat
        b.  Konsultasi
  • Tinggi tugas dan tinggi hubungan
  • Komunikasi dua arah
  • Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan cukup besar
         c.  Parsitipatif
  • Tinggi hubungan rendah tugas
  • Pemimpin dan bawahan bersama-sama member gagasan dalam pengambilan keputusan
         d.  Delegasi
  • Rendah hubungan dan rendah tugas
  • Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan bawahan dalam pemecahan masalah serta bawahan diberi delegasi untuk mengambil keputusan
6.   Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. White
      Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu
      a.  Otoriter
           Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Wewenang mutlak berada pada pimpinan
  • Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
  • Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
  • Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
  • Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat
  • Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
  • Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat
  • Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif
  • Lebih banyak kritik daripada pujian
  • Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
  • Pmpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
  • Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
  • Kasar dalam bersikap
  • Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan
     b.  Demokratis
          Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar besedia  
          bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berbagai kegiatan yang akan dilakukan
          ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
          Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Wewenang pimpinan tidak mutlak
  • Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
  • Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
  • Komunikasi berlangsung timbal balik
  • Pengawasan dilakukan secara wajar
  • Prakarsa datang dari bawahan
  • Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan pertimbangan
  • Tugas-tugas dari bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif
  • Pujian dan kritik seimbang
  • Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-masing
  • Pimpinan kesetiaan bawahan secara wajar
  • Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
  • Terdaoat suasana saling percaya saling hormat menghormati, dan saling menghargai
  • Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung secara bersama-sama
                                                              
      c.  Liberal atau Laissez Faire
           Kepemimpinan gaya liberal atau Laisssez Faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar
           bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengancara berbagai kegiatan dan pelaksanaanya
           dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.
           Gaya kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut:
  • Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan
  • Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
  • Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan
  • Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan
  • Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku
  • Prakarsa selalu berasal dari bawahan
  • Hampir tiada pengarahan dari pimpinan
  • Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok
  • Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok
  • Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perseorangan
7.   Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang
      Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan dibedakan menjadi
      empat yaitu:
      a.   Otoriter
            Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekaryan. Menggunakan kekuasaan
            posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam
            pengambilan keputusan. Informasi yang diberikan hanya pada kepentiungan tugas. Motivasi
            dengan reward dan punishment.
       b.  Demokratis
            Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan
            kekuatan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk
            menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi
            diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
       c.  Partisipatif
            Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil
            analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Staf dimintai saran
            dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir ada
            pada kelompok.
       d.  Bebas Tindak
            Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi dan
            koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekaryan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya
            sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam prektik Keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba  Medika

Suarli S dan Bahtiar nyanyan.____. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar